08/11/13

Racikan kopi, sang istri.




“Harum…”

Hidungku mengendus aroma kopi yang menyeruak dari arah dapur. Dari teras rumah kupandangi wajah istriku yang sedang asik memutar-mutar sendok kecil pada sebuah cangkir kopi. Aku merasa menjadi manusia paling beruntung, punya istri cantik sekaligus pandai membuat kopi.

“Ah,.. Sedap.”

Kuseruput kopi ternikmat buatan istriku itu. Lalu mulai membaca koran pagi ini. Bosan, semua isi berita tentang korupsi. Kusesap lagi, lagi dan lagi bibir cangkir itu hingga kopi habis tak tersisa. Tiba-tiba pandanganku mulai gelap, begitu pekat seperti ampas kopi. Kepalaku berkunang-kunang. Tubuhku tergeletak di lantai.

Ternyata selain kopi dan gula, istriku sengaja menambahkan racun di dalam kopi racikannya.


Diikutsertakan dalam #FF100Kata

0 komentar:

Posting Komentar

 
;