“Harum…”
Hidungku mengendus aroma kopi yang menyeruak dari arah
dapur. Dari teras rumah kupandangi wajah istriku yang sedang asik memutar-mutar
sendok kecil pada sebuah cangkir kopi. Aku merasa menjadi manusia paling
beruntung, punya istri cantik sekaligus pandai membuat kopi.
“Ah,.. Sedap.”
Kuseruput kopi ternikmat buatan istriku itu. Lalu mulai
membaca koran pagi ini. Bosan, semua isi berita tentang korupsi. Kusesap lagi,
lagi dan lagi bibir cangkir itu hingga kopi habis tak tersisa. Tiba-tiba
pandanganku mulai gelap, begitu pekat seperti ampas kopi. Kepalaku berkunang-kunang.
Tubuhku tergeletak di lantai.
Ternyata selain kopi dan gula, istriku sengaja menambahkan
racun di dalam kopi racikannya.
Diikutsertakan dalam #FF100Kata
0 komentar:
Posting Komentar