01/10/13

Merelakan.



Urusan merelakan memang selalu pelik.
Seperti menarik keluar hati dari dalam bilik.
Lalu merajangnya menjadi bagian yang kecil dengan sebilah belati.
Rasanya seperti tak mau bernapas lagi.

Urusan merelakan memang selalu rumit.
Seperti benang yang kusut yang hendak ku jahit.
Lalu coba menguraikannya dengar sabar.
Hingga pikiran ini terkapar.

Urusan merelakan memang selalu sukar.
Seperti soal fisika yang mengakar.
Lalu dengan akal dan pikiran yang tersisa.
Berusaha menyelesaikannya dengan ribuan rumus yang ada.

Urusan merelakan memang selalu susah.
Yang ada dikepala hanyalah resah.
Yang ada dipikiran hanyalah gelisah.
Pada akhirnya, hal terbaik yang bisa dilakukan hanyalah pasrah.

Tanjung priok, 1 Oktober 2013

2 komentar:

Hana Madeeha mengatakan...

Nice. :)

Rimanya juga cakep!

Aku udah lama nggak buat puisi dengan rima yang sama soalnya. :|

Artanto mengatakan...

wah, makasih yah. udah mampir.

padahal aku cuma iseng. ^_^

Posting Komentar

 
;